Jumat, 20 Januari 2012

Bangunan dan Saluran Irigasi


BANGUNAN  DAN SALURAN IRIGASI

BANGUNAN IRIGASI
Bangunan irigasi terdiri dari bendungan, kantung lumpur, bangunan bagi, bangunan pelimpah,bangunan terjun, saluran miring, terowongan, talang, siphon, gorong-gorong, bangunan ukur.
1.          Bendungan
Adalah bangunan air yang dibuat melintang sungai dengan maksud untuk menaikkan muka air sungai sampai tinggi tertentu sehingga dapat dialirkan melalui pintu sadap dan disalurkan untuk keperluan pertanian.
Bendungan terdiri dari:
·       Badan bendungan yang dibuat dari pasangan batu kali atau beton
·       Pintu penguras yang dibuat diujung badan bendungan yang dibatasi dengan suatu pilar yang diperpanjang ke arah hulu (pada ujung sebelah hilir dari ruang penguras)
·       Pintu pengambilan yang dibuat diruang penguras yang diletakkan satu meter atau lebih diatas ruang penguras

2.          Kantung lumpur
Adalah bangunan pad saluran primer yang dibuat dengan maksud agar lumpur dari sungai yang masuk kesaluran bersama air irigasi melalui pintu pengambilan dapat ditampung dan diendapkan sebelum air tersebut mengalir masuk saluran sekunder dan tersier.

3.          Bangunan bagi
Adalah bangunan pada saluran pembawa untuk membagi air kedalam dua atau lebih saluran

4.          Bangunan pelimpah
Adalah bangunan yang dibuat untuk membuang kelebihan air pada saluran yang disebabkan oleh curah hujan atau aliran air yang masuk ke saluran, bangunan ini dibuat dengan maksud untuk mengamankan tanggul.

5.          Bangunan terjun
Adalah bangunan yang dibuat untuk menurunkan ketinggian saluran sesuai dengan topografi setempat tanpa menimbulkan kerusakan pada dasar maupun dinding saluran

6.          Saluran miring
Adalah sebagai alternatif dari bangunan terjun, mengingat keadaan topografi dan biaya konstruksinya dapat dibuat saluran miring

7.          Terowongan
Terowongan dibuat apabila saluran harus menembus bukit, terowongan biasanya dibuat dengan pasangan batu, batu bata atau beton bertulang

8.          Talang
Adalah bangunan lintas air yang dibuat melintasi hambatan jalan raya, jalan kereta api, jalan desa, saluran-saluran yang letaknya lebih rendah dari dasar saluran tersebut.

9.          Siphon
Adalah bangunan lintas air yang dibuat melintasi hambatan (sungai, jalan, saluran lain, dsb) dimana permukaan hambatan dan permukaan air saluran sama atau hampir sama tinggi.
Siphon biasa dibuat dari pasangan batu, beton bertulang atau pipa besi yang tahan terhadap tekanan air yang besar

10.       Gorong-gorong
Adalah bangunan lintas air yang berfungsi untuk menyalurkan aliran air yang dapat hambatan (jalan raya, jalan kereta api, jalan desa, dsb) yang letakknya lebih tinggi dari saluran, konstruksinya sangat sederhana, umumnya berbentuk pipa-pipa dan dibuat dari beton.

11.       Bangunan ukur
Adalah bangunan yang dibuat untuk mengukur debit air yang dialirkan kesaluran irigasi.
Beberapa bangunan ukur air yang penting adalah
·       Pintu ukur yaitu alat ukur yang selain untuk mengukur air juga berfungsi sebagai pengatur aliran air, contoh: pintu ukur tipe Romyn
·       Sekat ukur yaitu bangunan ukur yang dipasang melintang saluran yang debit airnya akan diukur, contoh: sekat ukur tipe Thomson dan Cipolletti
·       Bangunan ukur yang berbentuk flum yaitu Pharshall Flume dan sejenisnya

SALURAN IRIGASI
Ø Saluran irigasi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 2 yaitu saluran pembawa (saluran yang dibuat untuk membawa air ke areal pertanian yang memerlukan air irigasi) dan saluran pembuang (saluran yang dibuat untuk membuang kelebihan airirigasi yang telah dipakai ke sungai selanjutnya diteruskan ke laut).
Ø Berdasarkan keadaan topografinya dibedakan antara saluran punggung bukit (saluran yang dibuat searah dengan punggung bukit) dan saluran garis tinggi (saluran yang dibuat searah dengan garis tinggi)
Ø Berdasarkan pembuatannya dapat dibedakan menjadi saluran galian, saluran timbunan dan antara saluran tanah dengan saluran yang dilapisi
Ø Berdasarkan debit air yang dialirkan dan fungsinya dapat dibedakan menjadi saluran primer (saluran pembawa yang mengalirkan air langsung dari bendungan, waduk atau sumber lainnya kesaluran sekunder), sekunder (saluran pembawa yang menerima dari saluran primer melalui bangunan bagi dan selanjutnya dialirkan ke bangunan bagi sekunder dan saluran tersier), tersier (saluran pembawa yang menerima dari saluran sekunder dan selanjutnya dialirkan ke bangunan bagi tersier dan saluran petak kwarter) dan kwarter

Debit Air


DEBIT AIR

Debit air adalah banyaknya air yang masuk dalam satuan liter/detik
Debit air dapat diukur dengan cara langsung (menggunakan sekat ukur Romyn, Thomson, Cipolletti dan Flume Pharshall) dan tak langsung (dengan menggunakan rumus).
Pengukuran Debit Secara Langsung
1.     Sekat ukur Romyn
Alat ini ditemukan oleh seorang insinyur dari Belanda pada tahun 1932 bernama D.G Romyn. Selain berfungsi sebagai alat ukur juga berfungsi sebagai pintu penyalur air, ambang dari pintu Romyn ini dapat dinaik-turunkan dengan perantaraan alat pengangkat.
            Pengukuran debit dengan pintu Romyn dapat menggunakan rumus, rumus untuk pintu Romyn adalah
        Q=1,71.b.h3/2                                                                                                                                                                         
Dimana:
                    Q     = debit air (liter/detik)
                    b      = leher ambang (meter)
                    h      = tinggi muka air (sentimeter)

2.     Sekat Ukur Cipoletti
            Alat ukur ini berbentuk trapesium dengan perbandingan sisi 1:4 disebut sesuai dengan nama orang yang pertama kali menggunakannya, seorang insinyur Itali yang bernama Cipoletti, dapat digunakan untuk mengukur debit air yang relatif besar.
            Pengukuran debit air dengan menggunakan sekat ukur Cipoletti ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
                    Q = 0,0186 b.h3/2
Dimana:
                    Q = debit air (liter/detik)
                     b = lebar ambang (sentimeter)
                     h = tinggi muka air (sentimeter)

3.     Sekat Ukur Thomson
            Sekat ukur ini berbentuk segitiga sama kaki dengan sudut 90º, disebut sesuai dengan nama orang yang menggunakan pertama kali yaitu orang Inggris bernama Y. Thomson. Sekat ukur ini digunakan untuk mengukur debit yang relative kecil dan sering dipakai untuk mengukur air saluran tersier dan kwarter atau di kebun tebu. Alat ini dapat dibuat dalam bentuk yang dapat dipindah-pindahkan (portable).
            Sekat ukur ini menggunakan rumus sebagai berikut:
                    Q = 0,0186 h5/2
Dimana:
                    Q = debit air (liter/detik)
                     h = tinggi muka air (sentimeter)


Pengukuran Debit Secara Tidak Langsung
Pengukuran tidak langsung ini dilakukan dengan mengukur kecepatan (V) dan luas penampang aliran (A) menggunakan rumus debit:
                    Q = V x A
Dimana:
                    Q = debit air (liter/detik)
                    V = kecepatan (m/detik)
                    A = luas penampang aliran (m2)
Contoh soal:
Untuk mengairi sawah, pada petakan dipasang bambu dengan diameter 20 cm, jika kecepatan air mengalir melalui bambu  0,50 meter/dtk, maka debit air yang mengalir pada bambu tersebut ....
A.    0,085 m3/dtk
B.    0,075 m3/dtk
C.    0,055 m3/dtk
D.    0,035 m3/dtk
E.     0,015 m3/dtk

Pembahasan :
Dik : d = 20cm = 0,2 m
             V= 0,5 m/dtk
Dit: Q.......?
Jawab :
A =
A =  
A = 0,0314m2
Q = V x A
Q = 0,5 m/dtk x 0,0314 m2
Q = 0,01570 m3/dtk

            Alat ukur tipe Cipoletti dan Thomson ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.        Konstuksi sederhana sehingga dapat dibuat dari bahan-bahan local seperti kayu, plat besi dan sebagainya.
b.        Dapat digunakan untuk mengukur debit air pada saluranyang berukuran kecil, misalnya saluran sekunder dan tersier.
c.        Bila diperlukan dibuat dalam bentuk yang dipindah-pindahkan. Sangat cocok untuk areal perkebunan tebu yang sering pindah-pindah lokasi atau untuk keperluan penelitian efisiensi irigasi dan kebutuhan air tanaman.
d.        Agar dapat berfungsi dengan baik, diperlukan kemiringan aliran air yang cukup dan tidak cocok dipakai diareal irigasi yang datar.
e.        Di muka ambang, mudah terjadi pengendapan lumpur yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran debit dan perlu pemeliharaan yang teratur.
Ciri-ciri sekat ukur Thomson adalah
a.      Berbentuk segitiga sama kaki dengan sudut 90ᵒ
b.     Digunakan untuk saluran tersier dan kwarter
c.      Digunakan untuk pengairan di ladang tebu
Ciri-ciri sekat ukur Cipolletti adalah
a.      Berbentuk trapesium dengan perbandingan 4:1
b.     Banyak digunakan pada saluran yang mempunyai debit besar, contoh bendungan